Kamis, 23 Januari 2014

SEJARAH OBAT DAN FARMAKOLOG

 Sejarah Obat

Yang di maksud dengan obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati, yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut   gejala-gejalanya.
farmakologi sejarah obat 
Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba–coba, secara empiris orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana pengobatan tradisional jamu di Indonesia. 
Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal dengan  sebutan obat tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya.
Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif  yang terkandung dalam tanaman – tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat – zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris , atropin dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium, digoksin dari Digitalis lanata, reserpin dari Rauwolfia serpentina, vinblastin dan Vinkristin adalah obat kanker dari  Vinca Rosea.
Pada permulaan abad XX mulailah dibuat obat – obat sintesis, misalnya asetosal,  di susul kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia,  fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang  sistematis dari obat-obat baru.
Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan di temukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan obat modern tersebut.

Farmakologi

Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut farmakologi klinis.  Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu :

1. Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan.
Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat – obat baru  berdasarkan penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin  penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto =  tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium) sebagai obat pencegah migrain.

2. Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.

3.  Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distrtibusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh tubuh terhadap obat.

4. Farmakodinamika,  mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.

5. Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapi  obat barhubungan erat dengan efek toksisnya.
Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme. ( “Sola dosis facit venenum” : hanya dosis membuat racun racun, Paracelsus).

6. Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat – zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.

Obat – obat yang digunakan pada terapi dapat dibagi dalam tiga golongan besar  sebagai berikut :
1.  Obat farmakodinamis, yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom.
2.  Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah. Hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil – kecilnya terhadap organisme tuan rumah berkhasiat membunuh sebesar – besarnya terhadap sebanyak mungkin parasit (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri dan virus). Obat – obat neoplasma (onkolitika, sitostatika, obat – obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.
3.  Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan penyakit), misalnya untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-usus digunakan barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan natrium propanoat dan asam iod organik lainnya.



SUMBER : http://www.artikelfarmasi.com/2013/12/sejarah-obat-dan-farmakologi.html

Rabu, 15 Januari 2014

5 Tips Diet Saat Berlibur

        Saat sedang berlibur mungkin orang akan mengatakan lupakan sejenak dietmu, nikmati liburan dan makanannya. Akibatnya banyak orang setelah pulang berlibur, berat badannya naik lebih dari sebelum berlibur walaupun liburan hanya dilakukan beberapa hari saja sehingga diet yang anda lakukan selama ini sia-sia. Seharusnya yang dilakukan adalah tetap melakukan diet namun bukan secara ketat. Berikut 5 tips diet saat berlibur yang bisa anda lakukan dan tentunya anda tetap bisa menikmati liburan anda.
  1. Jadilah Intuitif
    Tidak diragukan lagi liburan adalah waktu untuk menikmati makanan yang berbeda. Sebagian besar lebih memanjakan daripada Anda biasanya makan. Tapi ada yang tidak perlu untuk dikonsumsi berlebihan di setiap kali makan. Makanlah sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.
  2. Tetap Aktif
    Liburan adalah waktu yang tepat untuk mendapatkan dalam latihan. Hal ini tidak hanya membantu Anda merasa lebih baik, itu membuat Anda bergerak lebih. Tidak harus latihan ke gym. Menari di malam hari, pergi untuk berjalan-jalan, dan hanya menemukan cara untuk menggerakkan tubuh Anda lebih banyak dari biasanya.
  3. Pilihlah Snack yang Sehat
    Carilah kesempatan untuk makan lebih banyak buah dan sayuran, apakah itu di kamar hotel atau makan prasmanan atau restoran. Sebagai contoh, kita mengunyah apel atau pisang di antara waktu makan dan bukannya memilih makanan ringan yang tidak sehat dan menganggu selera makan siang dan makan malam.
  4. Makanlah dengan Bermacam Variasi
    Semakin beragam pilihan makanan, semakin banyak peluang yang ada untuk meningkatkan nutrisi dan menemukan sesuatu yang baru.
  5. Nikmati Makanan
    Jadi ketika datang untuk liburan, luangkan waktu untuk makan makanan berkualitas, bersosialisasi, dan fokus makanan yang disiapkan. Hal ini bukan tentang makan terlalu banyak tetapi tentang melambatkan makan dan memperhatikan makanan yang dikonsumsi
        Berlibur bukan lagi menjadi alasan untuk tidak berdiet. Dengan melakukan 5 tips diet saat berlibur ini maka berat badan akan lebih terkontrol dan liburan pun tetap bisa dinikmati tanpa ada rasa khawatir timbangan badan akan melonjak saat anda kembali dari liburan.



 SUMBER : http://artikeltentangkesehatan.com/5-tips-diet-saat-berlibur.html